Sejarah Pramuka di Dunia dan Kepramukaan di Indonesia
Jika kita
mempelajari sejarah pendidikan pramuka, kita tidak dapat pisahkan dari
kehidupan pendiri gerakan
Pramuka dunia, yaitu Lord Robert Baden Powell Gilwell.
Hal ini karena
pengalaman beliaulah yang mendasari pemuda di negara Inggris. Inilah kemudian
berkembang menjadi gerakan kepanduan atau pramuka.
Riwayat Baden Powell
Lahir pada
tanggal 22 April 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama
powell, seorang professor geometri di Universitas Oxford, yang meninggal ketika
Stephenson masih kecil.
Pengalaman
Baden Powell yang mendasari gerakan pramuka sangat banyak, diantaranya
1. Karena
ditinggal ayahnya sejak masa kanak-kanak, akhirnya Powel mendapatkan pembinaan
dari sosok ibunya.
2. Dari
kakaknya mendapat pelatihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah,
olahraga, dan lain-lain.
3. Sifat Baden
Powell yang sangat cerdas, menyenangkan, lucu, suka bermain musik, tindakan,
olahraga, mengarang dan menggambar begitu disukai teman-temannya.
4. Pengalaman
Powel di India sebagai pembantu letnan di resimen 13 kavaleri yang berhasil
mengikuti jejak kuda yang telah hilang di puncak gunung. Ia juga berhasil
melatih kemampuan panca indera dari Kimball O’Hara.
5. Pernah
dikepun bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan
kekurangan makanan.
6. Memiliki
pengalaman saat menglahkan Kekaisaran Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik-manik
kayu milik raja Dinizulu.
Pengalaman ini
kemudian ditulis dalam sebuah buku berjudul “Aids to Scouting” yang merupakan
panduan untuk tentara muda Inggris Raya dalam melaksanakan tugas
penyelidikan. Boden Powel pun diminta Wiliam Smyth, seorang pemimpin Boys
Brigade di Inggris, untuk melatih anggota sesuai pengalaman Powel. Anggota Boys
Brigade sebanyak 21 orang dari berbagai wilayah Inggris itu pun diajak berkemah
dan berlatih di Pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
1910 BP pensiun
dari Angkatan Darat dengan pangkat Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah
dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi tiga orang anak. Ia mendapat
gelar Lord dari King George di 1929 Baden Powell sebelum akhirnya meninggal
pada 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
Sejarah Dunia Pramuka
Dimulai pada
tahun 1908, Baden Powell menulis pengalamannya untuk kegiatan Pramuka yang
dirintisnya. Kumpulan tulisannya dibuat sebuah buku dengan judul “Scouting for
Boys”. Buku ini dengan cepat menyebar di Inggris dan negara-negara lain yang
kemudian berdiri organisasi pramuka yang awalnya hanya untuk laki-laki dengan
nama Boys Scout.
Pada tahun 1912
dengan bantuan adik perempuannya, Agnes, didirikanlah organisasi kepramukaan
untuk wanita dengan nama Girls Guides yang kemudian diteruskan oleh istri
Powel.
Pada 1916
berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku
The Jungle Book karya Rudyard Kipling sebagai panduan kegiatan. Buku ini
menceritakan kisah dari Mowgli yang hidup di hutan dan dipelihara oleh
serigala.
Pada 1918 ia
membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Pada 1922, ia
menerbitkan bukunya Rovering to Success (Mengembara ke Arah Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mendayung sampannya menuju ke pantai
bahagia.
Tahun 1920-an
diadakan Jambore dunia pertama di Olympia Hall, London. Ia mengundang Pramuka
dari 27 negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of
The World (kepala Pramuka dunia).
Pada tahun 1914
ia menulis petunjuk untuk Kursus Pembina Pramuka dan baru diwujudkan pada 1919.
Dari temannya yang bernama W. F. de Bois Maclarren, ia mendapat sebidang tanah
di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka
dengan nama Gilwell Park.
Pada tahun 1920
dibentuklah dewan internasional yang bersi sembilan anggota dan berkantor
sekretariatnya di London, Kerajaan Inggris. Dan pada 1958 Biro Pramuka dunia
dipindahkan dari London ke Ottawa, Kanada. Pada tanggal 1 Mei 1968 dunia
Pramuka Biro pindah lagi ke Jenewa, Swiss.
Biro Pramuka
dunia memiliki 5 kantor, yaitu Kosta Rika, Mesir, Filipina, Swiss dan Nigeria.
Sementara Pramuka Biro putri, bermarkas di London dengan 5 kantor di daerah
Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah
lahirnya pramuka di Indonesia
Sejarah Gerakan Pramuka pada Masa Penjajahan
Gerakan Pramuka
Indonesia awal ditandai dengan munculnya cabang Nederlandsche Padvinders
Bestuur (NPO) pada tahun 1912. Organisasi baru yang lahir ada pada tahun 1910
ini mampu mempertahankan keberadaannya hingga pecah Perang Dunia I. dengan
alasan NPO memiliki kwartitr besar sendiri, mereka kemudian memutuskan untuk
mengubah nama mereka pada 1916 dan menjadi Nederlands Indische Padvinders
Vereeniging (NIVP).
Pada tahun yang
sama, S.P. Mangkunegara VII berencana untuk membuat kepanduan sendiri.
Organisasi mereka diberi nama Javaansche Padvinders Bestuur (JPO) dan menjadi
organisasi kepanduan pertama di Nusantara.
Lahirnya organisasi-organsasi Pramuka juga memicu gerakan nasional lainnya. Di tempat lain, organisasi kepanduan milik Muhammadiyah bernama Padvinder Muhammadiyah mengubah namanya menjadi Hizbul Watan pada 1920.
Lahirnya organisasi-organsasi Pramuka juga memicu gerakan nasional lainnya. Di tempat lain, organisasi kepanduan milik Muhammadiyah bernama Padvinder Muhammadiyah mengubah namanya menjadi Hizbul Watan pada 1920.
Selain
Muhammadiyah, ada juga kepanduan milik Boedi Oetomo, yaitu Padvinderij
Nationale, Syarikat Islam Afdeling Padvinderij milik Syarikat Islam yang
namanya kemudian berubah menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu (SIAP),
Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang berdiri berkat Jong
Islamieten Bond, dan yang terakhir adalah Indonesisch Nationale Padvinders
Bestuur (INPO) yang berhutang budi kepada kaum muda Indonesia pada proses
berdirinya.
Pada tanggal 23
Mei 1928, rasa kesatuan yang muncul dalam organisasi Kepanduan di Indonesia
mulai memanifestasikan dirinya dengan nama “Persaudaraan antara Pandu
Indonesia” (PAPI) yang beranggotakanh INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS.
Pada 1928
sampai 1935, organisasi-organisasi kepanduan yang merintis lahirnya gerakan
Pramuka di Indonesia menjadi semakin banyak, baik didasarkan kebangsaan maupun
agama.
Untuk
memperkuat persaudaraan antara setiap organisasi, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia (BPPKI) berencana untuk mengatur Jambore besar. Kegiatan
ini mengalami beberapa perubahan dalam rencana waktu dan kegiatan, meskipun
nama aktivitas disetujui dengan nama ” Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem ”
atau disingkat sebagai PERKINO. Tanggal acara pun meski ada perdebatan
akhirnya diputuskan pada tanggal 19 Juli-23 Juli 1914 di kawasan Jogja.
Pengembangan
gerakan Pramuka di Indonesia sempat terhambat ketika para penjajah Belanda
pergi dan digantikan oleh pasukan Jepang. Selama pendudukan Jepang tidak boleh
ada partai dan organisasi rakyat bergerak aktif. Hal ini adalah memicu
kemarahan karena kepanduan tidak dapat dilanjutkan.
Meskipun ada
aturan tentang penolakan organisasi, beberapa anggota BPPKI tetap menginginkan
adanya PERKINO II. Masa-masa isolasi justru membuat semangat anggota tiap
kepanduan menjadi semakin kuat.
Gerakan Pramuka dalam periode Republik Indonesia
Bulan September
1945, beberapa orang dari gerakan Kepanduan Indonesia memutuskan untuk
melakukan pertemuan di Yogyakarta untuk membentuk komite baru sebagai wadah
dari organisasi yang lebih besar.
Komite ini
dikenal sebagai Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia (KPPI). Dan pada saat yang
sama segera menetapkan tanggal pelaksanaan kongres kesatuan Pramuka. Kongres
diselenggarakan pada 27-29 Desember dan terletak di Surakarta.
Sebagai
hasilnya, dilahirkannya Pandu Rakyat Indonesia. Pandu Rakyat Indonesia
menghadapi masa-masa sulit ketika ingin memperluas. Salah satu alasan bahwa ada
serangan lagi dari Belanda mulai 17 Agustus 1984 di mana pada waktu itu ada
seseorang yang berencana menembak mati Soeprapto dan berhasil.
Pada wilayah
yang akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda, Pandu rakyat terpaksa
menghentikan kegiatan. Ketika masa perjuangan untuk mengusir. Belanda dari
tanah air selesai, Pandu Rakyat Indonesia kembali menyelenggarakan Kongres
Rakyat mereka 2 di Yogyakarta pada tanggal 20 Desember sampai 22 Januari 1960.
Pada tahun 1953
IPINDO berhasil menjadi anggota Pramuka dunia. Pada 10-20 Agustus 1955 IPINDO
juga berhasil mengadakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta. Sementara
POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama menyambut datangnya Lady Baden Powell
(istri dari Baden Powell) untuk Indonesia dalam perjalannya ke Australia. Pada
tahun 1959, menyelanggrakan perkemahan besar yang diadakan untuk Pramuka Putri
yang disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Tahun ini juga IPINDO mengirim sebuah
kontingen ke Jambore dunia di Gunung Makiling, Filipina.
Menyadari
kelemahan yang ada, ketiga Federasi akhirnya dibubarkan diri ke PERKINDO
(kesatuan Kepanduan Indonesia). Tapi ternyata Perkindo itu sendiri kurang
kompak jadi cobalah dimanfaatkan oleh Partai Komunis untuk dijadikan Pionir
Muda seperti gerakan negara-negara komunis lain.
Dimulai pada
1960-an, berbagai pihak, termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya
untuk mengatur organisasi Kepramukaan termasuk upaya untuk membangun gerakan
Pramuka.
Pada Kamis
malam 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan Pramuka dan
pemimpinnya di istana negara. Presiden mengungkapkan bahwa Pramuka harus
diperbarui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi
Kepanduan ada dilebur menjadi satu disebut Pramuka.
Presiden juga
menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka, terdiri dari Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, P dan K Menteri Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr. a. Azis Saleh
dan Menteri transmigrasi dan koperasi, komunitas pembangunan desa, Achmadi.
Peristiwa ini kemudian disebut Hari Tunas Gerakan Pramuka
Panitia ini
kemudian mengolah anggaran dasar gerakan Pramuka, sebagai lampiran Keppres RI
nomor 238 tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang gerakan Pramuka. Kepres ini
menetapkan gerakan Pramuka sebagai satu-satunya Kepanduan ditugaskan untuk
anak-anak dan kaum muda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut Hari
Permulaan Tahun Kerja.
Kepres nomor
238 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri IR. Juanda sebagai penjabat
presiden karena Presiden INDONESIA, Sukarno sedang berkunjung ke Jepang.
Pada tanggal 30
Juli 1961, di Istora Senayan (sekarang Bung Karno Stadiun), tokoh-tokoh
organisasi kepramukaan di Indonesia yang menyatakan tulus membubarkan diri ke
organisasi Gerakan Pramuka. Hari bersejarah ini kemudian disebut sebagai Hari
Ikrar Gerakan Pramuka
Presiden
Soekarno menyerahkan panji pramuka
Pada tanggal 14
Agustus 1961, dilakukan pengukuhan Mapinas (MajelisPimpinan Nasional), Kwarnas
dan Kwarnari di Istana Presiden, diikuti oleh pemberian Panji Pramuka dan
defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh
sekitar 10.000 Pramuka. Persitiwa sejarah ini kemudian disebut sebagai Hari
Pramuka yang dirayakan sampai saat ini.
Mapinas ketika dipimpin
oleh Dr. IR. Sukarno (Presiden RI) dan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr. a. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas,
dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Letjen TNI Dr. a. Aziz Saleh
sebagai Wakil Ketua dan Ketua Kwarnari.Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar